Associazione Calcio Milan Italia (dipanggil A.C. Milan atau Milan saja) adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana putih (kadang-kadang hitam), sehingga dijuluki rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses ketiga dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 18 kali dan Piala Italia 5 kali.
Klub ini didirikan pada
tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan
Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris.
Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan
bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa
Italia Milano.
Sejarah (1899 hingga
kini)
Awal masa terbentuk
"Kita
akan menjadi sebuah tim iblis. Warna kita adalah merah menandakan api dan warna
hitam menandakan rasa takut yang akan menyerang lawan!"
—Herbert Kilpin
Klub ini didirikan oleh dua orang ekspatriat Inggris , yaitu Herbert Kilpin dan
Alfred Edwards dengan nama Klub Kriket dan Sepakbola Milan pada tahun 16
Desember 1899. Pada saat itu, Edwards menjadi Presiden klub pertama Milan dan
Kilpin menjadi kapten tim pertama Milan. Musim 1901, Milan memenangkan gelar
pertamanya sebagai jawara sepak bola Italia, setelah mengalahkan Genoa C.F.C.
3-0 di final Kejuaraan Sepakbola Italia. Pada 1908, sebagian pemain dari Italia
dan para pemain dari Swiss yang tidak menyukai dominasi orang Italia dan
Inggris dalam skuat inti Milan saat itu, memisahkan diri dari Milan dan
membentuk Internazionale.
Masa GreNoLi
Pada dekade 50-an,
Milan ditakuti di bidang sepak bola dunia karena mempunyai trio GreNoLi , yang
terdiri atas Gunnar Gren , Gunnar Nordahl , dan Nils Liedholm .Ketiganya
merupakan pemain asal Swedia. Gren dan Nordahl beroperasi di sektor depan
sebagai striker, sementara Liedholm mendukung serangan sebagai penyerang
bayangan (playmaker). Tim pada masa ini juga dihuni oleh sekelompok
pemain-pemain berkualitas pada masanya, seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini,
dan Carlo Annovazzi. Kemenangan tersukses AC Milan atas Juventus tercipta 5
Februari 1950, dengan skor 7-1, dan Gunnar Nordahl mencetak hat-trick.
Era Nereo Rocco
Milan kembali memenangi musim 1961/1962. Pelatihnya saat itu adalah Nereo
Rocco, pelatih sepak bola yang inovatif, yang dikenal sebagai penemu taktik catenaccio
(pertahanan gerendel/berlapis). Di dalam tim termasuk Gianni Rivera dan José
Altafini yang keduanya masih muda. Musim berikutnya, dengan gol Altafini, Milan
memenangkan Piala Eropa pertama mereka (kemudian dikenal sebagai Liga Champions
UEFA) dengan mengalahkan Benfica 2-1. Ini juga merupakan pertama kalinya sebuah
tim Italia memenangkan Piala Eropa.
Meskipun begitu, selama
tahun 1960-an piala kemenangan Milan mulai menyusut , terutama karena
perlawanan berat dari Inter yang dilatih Helenio Herrera. Scudetto berikutnya
tiba hanya di 1967/1968, berkat gol Pierino Prati, topskor Seri A di musim itu,
Piala Winners berhasil direbut ketika mengalahkan Hamburger SV, dan juga berkat
dua gol dari Kurt Hamrin. Musim selanjutnya AC Milan memenangkan Piala Eropa
kedua (4–1 untuk AFC Ajax), dan pada 1969 memenangkan Piala Interkontinental
pertama, setelah mengalahkan Estudiantes de La Plata dari Argentina dalam dua
leg dramatis (3–0, 1–2).
Scudetto kesepuluh dan Seri B
Pada tahun 1970, Milan merebut tiga gelar Coppa Italia dan gelar Piala Winners
kedua; namun, tujuan utama Milan adalah scudetto kesepuluh, yang berarti
mendapatkan "bintang" untuk tim (di Italia,setiap tim yang meraih 10
gelar liga mendapat bintang yang disemat di bajunya). Di 1972 mereka meraih
semifinal Piala UEFA, kalah dari pemenang sesungguhnya, Tottenham Hotspur.
Musim 1972/1973 mereka hampir memenangkan scudetto kesepulh, namun gagal
karena hasil kalah menyakitkan dari Hellas Verona F.C. di pertandingan terakhir
musim. AC Milan menunggu sampai musim 1978/1979 untuk meraih scudetto
kesepuluh mereka, yang dipimpin oleh Gianni Rivera, yang pensiun dari dunia
sepak bola setelah membawa timnya meraih kemenangan tersebut.
Namun, hasil terburuk
datang kepada "Rossoneri": setelah memenangkan musim
1979/1980, Milan didegradasi ke Seri B oleh F.I.G.C, bersama S.S. Lazio, karena
terlibat skandal perjudian Totonero 1980. Di 1980/1981, Milan dengan mudah
menjuarai Seri B, dan kembali ke Seri A, di mana penyakit tersebut terulang di
musim 1981/1982, Milan terdegradasi kembali.
The Dream Team
Kedatangan Berlusconi
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan
suksesnya, AC Milan dibeli oleh enterpreneur Italia, Silvio Berlusconi.
Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada 1986.
Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, Arrigo Sacchi, serta tiga orang
pemain Belanda, Marco van Basten, Frank Rijkaard, dan Ruud Gullit, untuk
mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti
Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli.
Era Sacchi
Memenangkan Serie A musim 1987-1988. Di 1988-1989, Milan memenangkan gelar Liga
Champions ketiganya, mempecundangi Steaua Bucureşti 4-0 di final, dan gelar
Piala Interkontinental kedua mengalahkan National de Medellin (1-0, gol
tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di
musim-musim berikutnya, mengalahkan S.L. Benfica, dan Olimpia Asunción di 1990.
Skuat kemenangan Eropa mereka adalah:
Kiper : Giovanni
Galli
Bek: Mauro Tassotti --
Alessandro Costacurta -- Franco Baresi -- Paolo Maldini
Gelandang : Angelo
Colombo -- Frank Rijkaard -- Carlo Ancelotti -- Roberto Donadoni
Penyerang : Ruud
Gullit -- Marco van Basten -- Lothar Kahn
Era Capello
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih Italia, Fabio Capello dijadikan
pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai Gli
Invicibli (The Invicibles) dan Dream Team. Dengan 58 pertandingan
tanpa satu pun kekalahan Invicibli membuat tim impian di semua sektor
seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, Marcel
Desailly, Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan Dejan Savićević, Zvonimir
Boban, dan Daniele Massaro bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello
ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan
klub lokal Persib Bandung. Pertandingan yang dimulai di Stadion Utama Gelora
Bung Karno pada tanggal 4 Juni 1994 itu dimenangkan Milan dengan skor telak
8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), Gianluigi
Lentini ('26), Paolo Baldieri ('27)('48)('58), Christian Antigori ('68), dan
Stefano Desideri ('78).
Masa masa sulit
(Tabarez ke Terim)
1996-1997
Setelah kepergian Fabio Capello pada tahun 1996, Milan merekrut Oscar
Washington Tabarez tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil
dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk
mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi
untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk
mereka di Seri A, dipermalukan oleh Juventus F.C. di rumah mereka sendiri San
Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti Ibrahim Ba,
Christophe Dugarry dan Edgar Davids. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim
1996-1997 di peringkat kesebelas di Seri A.
1997-1998
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang
menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial
seperti Christian Ziege, Patrick Kluivert, Jesper Blomqvist, dan Leonardo;
tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-1998 mereka
berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para
petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
1998-1999
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, Alberto Zaccheroni menarik
perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer Udinese yang telah mengakhiri musim
1997-1998 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak
Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, Oliver Bierhoff dan
Thomas Helveg. Milan juga menandatangani Roberto Ayala, Luigi Sala dan Andres
Guglielminpietro dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni
membawa klub memenangkan scudetto ke-16 kembali ke Milan. Starting XI
adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini;
Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro;
Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
1999-2000
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan
Milan seperti The Dream Team dulu. Pada musim berikutnya, meskipun
munculnya striker Ukraina Andriy Shevchenko, Milan mengecewakan fans mereka
baik dalam Liga Champions UEFA 1999-2000 ataupun Seri A. Milan keluar dari Liga
Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri
dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah
menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing scudetto kala itu, S.S. Lazio
dan Juventus.
2000-2001
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk Liga Champions UEFA
2000-2001 setelah mengalahkan Dinamo Zagreb agregat 9-1. Milan memulai Liga
Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan Beşiktaş JK dari Turki dan
raksasa Spanyol FC Barcelona, yang pada waktu itu terdiri dari superstar
internasional kelas dunia, Rivaldo dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan
mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai
kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di
Seri A dan 1-0 untuk Leeds United. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan
hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan
Deportivo de La Coruña dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni
dipecat. Cesare Maldini, ayah dari kapten tim Paolo, diangkat dan hal segera
menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan
menang 6-0 atas A.S. Bari, yang masih memiliki senjata muda, Antonio Cassano.
Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat
sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah
diulang dan di mana Serginho membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak
ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk
Vicenza Calcio, dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang
Luca Toni. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan
mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim
berakhir di tempat keenam.
2001-2002
Milan memulai musim 2000-2001 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak
pemain bintang termasuk Javi Moreno dan Cosmin Contra yang membawa Deportivo
Alavés ke putaran final Piala UEFA. Mereka juga menandatangani Kakha Kaladze
(dari Dynamo Kyiv), Rui Costa (dari AC Fiorentina), Filippo Inzaghi (dari
Juventus), Martin Laursen (dari Hellas Verona), Jon Dahl Tomasson (dari
Feyenoord), Ümit Davala (dari Galatasaray) dan Andrea Pirlo (dari Inter Milan).
Fatih Terim diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup
sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar
liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.
Era Ancelotti
Pasang surut 2006-2008
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal
calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi
dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga
karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan
berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga
Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua
gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu
penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun
disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan
musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid
untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello
dihukum karena terbukti doping. Musim 2007/2008, Milan terpaksa bermain di
kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah
Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir,
Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang
atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan.
Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah
pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca
Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer
paruh musim 2008/2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman
dari klub sepak bola Amerika Serikat LA Galaxy.
Pasca-Ancelotti
Era Leonardo
Pada akhir musim 2008/2009,Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga Serie
A, dua peringkat di bawah rival sekota, Internazionale yang meraih scudetto dan
di bawah Juventus. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan
mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an,
Leonardo untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang
"hijrah ke London", tepatnya klub Chelsea F.C.. Milan juga terpaksa
melepas beberapa pemainnya, antara lain:
- Kaka, pindah ke Real Madrid. Nilai transfernya ± 67 juta Euro
- Paolo Maldini, bek legendaris Milan ini memutuskan untuk pensiun
- Yoann Gourcuff, memutuskan untuk tetap di Bordeaux.
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak
Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli
seorang pemain. Pada bulan Juli dan Agustus 2009, Milan mendapatkan dua pemain
baru, yaitu Oguchi Onyewu yang merupakan seorang mantan bek Standard Liège
dengan status bebas transfer dan Klaas-Jan Huntelaar bekas penyerang Real
Madrid dengan nilai kontrak 14,7 juta Euro. Namun hasil yang di dapatkan Milan
pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan
oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru
bergabung bulan Agustus.
Musim 2009/2010 diawali
Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil
imbang 2-2 melawan Los Angeles Galaxy, seterusnya, Milan terus menuai hasil
negatif. Milan terperosok di ajang World Football Challange 2009. Di ajang Audi
Cup, Milan juga kalah oleh Bayern München dengan skor 1–4. Bahkan, ketika
menghadapi derby 30 Agustus 2009 melawan Internazionale di San Siro,
Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan
terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan Oktober 2009, penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo
sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan
performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan
mengalahkan AS Roma 2-1 di San Siro. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai
hasil positif di Stadion Santiago Bernabéu dengan kemenangan dramatis atas Real
Madrid 3-2[4]. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas
Chievo Verona di Stadio Marc'Antonio Bentegodi, kandang Chievo, skor 2-1 untuk
kemenangan AC Milan. Pada 1 November 2009, Milan mengalahkan Parma F.C. di San
Siro 2-0 sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona
masuk Liga Champions terakhir). Pada 19 November 2009, kekalahan 0-2 Juventus
F.C. dari Cagliari membuat Milan berada di posisi runner-up di bawah
Internazionale; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan
memenangkan pertandingannya dengan Catania, 2-0.
Memasuki bagian akhir musim Serie A April 2010, Milan yang tengah berada di peringkat
ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan
hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya
Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari Sampdoria 2-1, dan dari Palermo
dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar
musim ini pupus. Pada pertandingan di giornata terakhir Seri A 2009/2010
antara Milan melawan Juventus, Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0
di San Siro, sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi rossoneri,
dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan. Sejak
mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru
Milan, tetapi pada 25 Juni 2010, secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan
untuk memilih Massimiliano Allegri sebagai pelatih baru Milan.
Era Allegri, Scudetto
ke-18
Musim 2010/2011, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai
pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan Emirates), hingga lini
pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong Zlatan
Ibrahimovic dari F.C. Barcelona (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta
Euro di akhir musim), dan Robinho dari Manchester City. Awal musim, Milan
dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi A.C. Cesena, meski dalam
pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada
pertandingan derby tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan
Internazionale di Giuseppe Meazza dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada
transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti Antonio
Cassano dari U.C. Sampdoria, Mark van Bommel dari Bayern München, dan Nicola
Legrottaglie dari Juventus F.C.. Di ajang Liga Champions, Milan yang berhasil
menembus babak penyisihan grup dipermalukan Tottenham Hotspur dengan skor 0-1
di San Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni
dasar klasemen A.S. Bari, minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan U.S.
Città di Palermo 0-1 di Stadion Renzo Barbera. Kekalahan tersebut membuat jarak
poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi
tepat sebelum derby Milan putaran kedua. 2 April, derby antara
Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan kemenangan Milan 3-0,
berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei 2011, Milan meraih hasil imbang
0-0 dengan A.S. Roma, 1 poin tambahan hasil seri membuat poin Milan menjadi 78
poin, tak terkejar peringkat 2 Inter karena kalah head-to-head, dan
membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau scudetto yang ke-18. Pada
6 Agustus 2011, Milan bertemu kembali dengan Inter dalam rangka pertandingan
Piala Super Italia, Milan sebagai juara Serie A bertemu Inter sebagai juara
Piala Italia. Milan memenangi pertandingan tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic
dan Boateng, sementara gol Inter dicetak oleh Wesley Sneijder, membuat Milan
unggul 1 Piala Super (6) dari Inter (5).
Prestasi
Bila dihitung
berdasarkan total banyaknya gelar, maka Milan adalah salah satu klub tersukses
di Italia, dengan total raihan gelar juara lebih dari 29 tropi dan menjadi
terbanyak kedua setelah Juventus (40 tropi domestik). Milan juga menjadi klub
tersukses di dunia bersama Boca Juniors, dengan rekor 14 trofi konfederasi
(UEFA-Eropa) dan 4 trofi dunia. Milan juga mengenakan bintang tanda bahwa
mereka memenangi lebih dari 10 gelar Seri A. Ditambah lagi, Milan juga memakai
Lambang Penghargaan UEFA (UEFA Badge of Honour) di bagian lengan kiri
seragam mereka karena memenangi lebih dari lima gelar Liga Champions.
Kejuaraan Nasional
- Seri A:
·
Juara (18): 1901;
1906; 1907; 1950-51; 1954-55; 1956-57; 1958-59; 1961-62; 1967-68; 1978-79;
1987-88; 1991-92; 1992-93; 1993-94; 1995-96; 1998-99; 2003-2004; 2010-2011
·
Runner-up (15): 1902;
1947-48; 1949-50; 1951-52, 1955-56, 1960-61; 1964-65; 1968-69; 1970-71;
1971-72; 1972-1973; 1989-90; 1990-91; 2004-05; 2011-12
- Seri B:
·
Juara (2): 1980–81;
1982–83
- Copa Italia:
·
Juara (5): 1966–67;
1971–72; 1972–73; 1976–77; 2002-03
·
Runner-up (7):
1941–42; 1967–68; 1970–71; 1974–75; 1984–85; 1989-90; 1997-98
- Piala Super Italia:
·
Juara (6): 1988; 1992;
1993; 1994; 2004; 2011
·
Runner-up (3): 1996;
1999; 2003
Kejuaraan Eropa
- Piala/Liga Champions:
·
Juara (7): 1962-63;
1968-69; 1988-89; 1989-90; 1993-94; 2002-03; 2006-07
·
Runner-up (4):
1957-58; 1992-93; 1994-95; 2004-05
- Piala Super Eropa:
·
Juara (5): 1989; 1990;
1994; 2003; 2007
·
Runner-up (2): 1973;
1993
- Piala Winners:
·
Juara (2): 1967–68;
1972–73
·
Runner-up (1): 1973–74
Kejuaraan Dunia
- Piala Interkontinental / Piala Dunia Antarklub FIFA:
·
Juara (4):1969; 1989;
1990; 2007
·
Runner-up (4): 1963;
1993; 1994; 2003
Kejuaraan lainnya
- Piala Latin (Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40-an dan 50-an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.):
·
Juara (3): 1951; 1956
·
Runner-up (1): 1953
- Piala Mitropa:
·
Juara (1): 1981-82
- Piala Kejuaraan Dubai
·
Juara (3): 2009, 2011,
2012
- Trofi Santiago Bernabéu
·
Juara (2): 1988, 1990
·
Runner-up (1): 1999
- Trofeo Luigi Berlusconi
·
Juara (12): 1992,
1993, 1994, 1996, 1997, 2002, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2011
·
Runner-up (9): 1991,
1995, 1998, 1999, 2000, 2001, 2003, 2004, 2010.
Stadion
Artikel utama untuk bagian ini adalah: San Siro
Stadion tim saat ini
adalah Stadion Giuseppe Meazza yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini juga
dikenal dengan nama San Siro, karena berada di distrik San Siro. Stadion ini
digunakan bersama dengan Internazionale, klub lain di Milan. Stadion ini
dipakai ketika Seri A melaksanakan partai antara klub kota Milan, Derby
della Madonnina (Ibu segala derby). Nama ini diberikan untuk penghormatan
kepada patung bunda Maria yang berada di Milan (sering disebut Madonnina
atau ibu), serta karena rivalitas keduanya yang sangat sengit karena
keduanya sama-sama tim jajaran atas terhebat di Italia, atmosfer
pertandingannya melebihi pertandigan derby manapun. Suporter AC Milan
menggunakan "San Siro" untuk menyebut stadion itu karena dulunya
Giuseppe Meazza, merupakan seorang pemain bintang bagi Inter (meski dia pernah
membela Milan selama satu musim). Tetapi, pada masa mendatang, ada wacana untuk
memindahkan homebase Milan ke stadion baru, seperti yang diungkapkan
wakil presiden Adriano Galliani pada tahun 2006.
Basis
pendukung
Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia)
didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan yang umumnya merupakan para
pendatang dari daerah Italia selatan (atas dasar itulah julukan "Casciavit"
/ obeng diberikan untuk Milan), sementara Inter lebih didukung orang-orang
kaya. Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah
banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan Perdana Menteri Italia,
Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri, Massimo
Moratti.
Basis pendukung Milan
yang disebut Milanisti mayoritas berhaluan politik sayap kiri,
berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara
tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal
dari Milan adalah Fossa Dei Leoni yang beraliran ekstrem kiri, dan Brigate
Rossonere yang beraliran ekstrem kanan. Menyusul keributan
dengan suporter Inter pada derby musim kompetisi 2005/2006, Fossa Dei
Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih
setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama
kelompok lain, dengan sebutan Curva Sud.
FORZA MILAN!!!